10Hadis Pendidikan Anak - Anak mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. guru dan orang dewasa yang dekat dengan anak-anak untuk memberikan contoh yang benar. Dia berkata, 'menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua - lalu dia duduk, berbaring - dan pernyataan yang salah.' Dia terus mengulanginya sampai saya berkataبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِDari Al Mughirah bin Syu’bah dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam beliau bersabdaإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوْقَ الأُمَّهَاتِ، وَوَأْدَ اَلْبَنَاتِ، وَمَنْعًا وَهَاتِ، وَكَرِهَ لَكُمْ قِيْلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ.” مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian durhaka kepada kedua orang tua, tidak suka memberi namun suka meminta-minta dan mengubur anak perempuan hidup-hidup. Dan membenci atas kalian tiga perkara, yaitu; suka desas-desus mengatakan katanya dan katanya banyak menukil perkataan manusia, banyak bertanya meminta dan menyia-nyiakan harta“. Muttafaqun alaih.Sebaik – baik pertunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Dalam hadist ini ada beberapa perintah dan laranganSesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala mengharamkan atas kalian yaitu durhaka kepada Al Ummahat, Al Ummahat adalah jamak dari Al Umm atau ibu yang melahirkan kita, merupakan dosa besar dimana seorang anak durhaka kepada ibu walaupun didalamnya juga termasuk larangan durhaka kepada ayah, dalam hadist diatas dikhususkan atau disebutkan Al-Umm karena durhaka yang paling banyak terjadi adalah durhaka kepada ibu karena seorang ibu lemah dibanding dengan seorang ayah, dalam hadist yang lainعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَDari Abu Hurairah Radhiyallaahu anhu, beliau berkata”Seseorang datang kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dan berkata”Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?”, Nabi Shallallahu alaihi wasallam menjawab”Ibumu!”, dan orang tersebut kembali bertanya”Kemudian siapa lagi?”, Nabi Shallallahu alaihi wasallam menjawab”Ibumu!”, orang tersebut bertanya kembali”Kemudian siapa lagi?”, Beliau menjawab”Ibumu”, orang tersebut bertanya kembali”Kemudian siapa lagi”, Nabi Shallallahu alaihi wasallam menjawab”Kemudian ayahmu”. HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548.Mengapa disebutkan ibu berkali kali oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam karena pengorbanan ibu sangat banyak walaupun ayah menjadi sebab keberadaan kita didunia ini dia yang letih mencari nafkah tetapi dibandingkan dengan pengorbanan ibu yang mengandung kita selama 9 bulan dalam kondisi dan keadaan yang payah, Lemah dan bertambah lemah sebagaimana yang Allah Subhanahu wata’ala sebutkan didalam Al-Qur’anوَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ“Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. QS. luqman 14.Ibu ketika mengandung ia makan tidka lagi terasa enak apalagi jika ngidam, muntah- muntah kemudian perut semakin membesar karena kita semakin besar dalam perut ibu kemudian pada saat ia melahirkan kita ia mempertaruhkan nyawanya dan tidak ada rasa sakit yang lebih sakit dibandingkan seorang ibu yang melahirkan anaknya, suatu ketika seorang lelaki pernah menggendong ibunya sambil tawaf mengelilingi Ka’bah dalam pelaksanaan umrah setelah ia melaksanakan tawaf ia datang kepada Umar Radhiyallahu anhu dan berkata”Saya sudah seperti kendaraan yang hina dinaiki oleh ibuku untuk menunaikan umrah apakah engkau melihatnya wahai Ibnu Umar sudah membalas jasa – jasanya”, Umar berkata”Sekali – sekali tidak, walaupun dengan sekali teriakan atau tarikan ketika ia melahirkan engkau namun Allah akan membalas jasamu yang sedikit ini dengan pahala yang berlipat ganda disisinya“, jadi apapun yang kita berikan kepada ibu atau kepada kedua orang tua kita sama sekali tidak bisa membalas jasa – jasa keduanya bahkan kita dan harta kita adalah milik kedua orang tua kita, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabdaأَنْتَ وَمَالُكَ لِوَالِدِكَ إِنَّ أَوْلاَدَكُمْ مِنْ أَطْيَبِ كَسْبِكُمْ فَكُلُوا مِنْ كَسْبِ أَوْلاَدِكُمْ“Engkau dan hartamu milik orang tuamu. Sesungguhnya anak-anakmu adalah sebaik-baik hasil usahamu. Makanlah dari hasil usaha anak-anakmu”. HR. Abu Daud, no. 3530; Ahmad, 2 214. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi, sanad haditsnya hasan.Jadi Rasulullah mengharamkan durhaka kepada para ibu, durhaka kepada kedua orang tua bahkan ia termasuk diantara dosa yang dipercepat hukumannya didunia sebelum diakhirat. Rasulullah bersabdaبَابَانِ مُعَجَّلاَنِ عُقُو بَتُهُمَا فِى الدُّنْيَا الْبَغْىُ وَ الْعُقُوقُ“Dua perbuatan dosa yang Allah cepatkan adzabnya siksanya di dunia yaitu berbuat zhalim dan al’uquq durhaka kepdada orang tua”. HR. Hakim 4/177 dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu.Jadi barangsiapa yang durhaka kepada ayahnya terutama kepada ibunya maka sebelum diakhirat Allah Subhanahu wata’ala akan mempercepat hukumannya didunia, olehnya jika kita membaca sejarah para Salaf Rahimahullah bagaimana bakti kepada orang tua mereka terutama kepada ibu mereka adalah sesuatu yang menakjubkan seperti Ibnu Sirin Rahimahullah jika berhadapan dengan ibunya seperti orang yang sakit suaranya tidak bisa keluar karena ia takut mengangkat suara diatas suara ibunya bahkan jika ia makan bersama dengan ibunya ia berhati – hati jangan sampai makanan yang hendak diambil oleh ibunya didahului oleh tangannya ia khwatair jangan sampai itu bagian dari diantara ulama yang tidak mau naik dilantai dua jika ibunya berada dilantai satu ini menunjukkan kepada kita keutamaan untuk berbakti kepada kedua orang tua. Dalam hadist selanjutnya pada hadist yang ke 20, Dari Abdullah bin ’Amru Radhiallahu anhuma, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabdaرِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua” HR. At-Tirmidzi 1899, HR. Al-Hakim 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir 14368, al-Bazzar 2394.Terutama jika ayah dan ibu kita sudah tua renta, pikun jangan sama sekali menjadi beban bagi kita untuk merawatnya dirumah bahkan disitulah keberkahan hidup kita Allah Subhanahu wata’ala berfirman didalam Al-Qur’anوَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah”Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil”. QS. Al-Israa’ 23-24.Dalam ayat diatas Allah memerintahkan untuk mentauhidkannya sebagai perintah yang pertama yang Allah perintahkan kepada kita di dalam Al-Qur’an setelahnya Allah menyebut kewajiban berbakti kepada kedua orang tua, Allah menyandingkan perintah untuk beribadah kepadanya dengan perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua, olehnya jangan pernah mengusir orang tua, menitipnya dipanti jompo, jangan mengangkat suara dan jangan memperlihatkan pandangan yang tajam kepada keduanya berikan nasehat yang baik tanpa menghardik dan membentak bahkan ulama kita mengatakan“Jangan mengibaskan pakaian kita didepan keduanya”, kadang ketika kita dari masjid membuka sarung kemudian dikibaskan dihadapan keduanya. Senantiasalah tawadhu kepadanya jangan karena kita membiayai keduanya, merawat keduanya kemudian merasa paling berjasa sehingga berbuat semena – mena. Mari senantiasa mendoakan kedua orang tua kita, baca doa ini dalam setiap sujud dan dalam setiap doa kita kepada Allahاَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَاAlloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa“Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku Ibu dan Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil”.Barangsiapa yang menginginkan keberkahan dalam hidupnya maka carilah keberkahan itu lewat kedua orang tuanya, dan jika ada ujian bagi kita dengan ditakdirkan kedua orang tua yang fasik, fajir, tidak mengerjakan perintah Allah atau bahkan ia sampai kufur kepada Allah, itu tidak menjatuhkan untuk berbuat baik kepada mereka serta kewajiban kita adalah terus menasehati mereka bagaimana ia menjadi baik, Allah berfirmanوَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. QS. Lukman 15.Misalkan ada orang tua yang memerintahkan anaknya untuk tidak sholat , ketika anaknya pergi sholat ia berkata”Jangan pergi ke masjid”, maka ini tidak ditaati, Allah berfirmanلاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ إِنَّمَا الطَّاعَةَ فِي الْمَعْرُوْفِ“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu dalam kebaikan”. HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Ali bin Abi Thalib Radhiallahu anhu.Begitupula dengan wanita yang berkata”Saya mau menggunakan hijab, menutup aurat”, kemudian ibunya mengatakan”Jangan pakai jilbab, jangan pakai hijab“, dalam kondisi seperti ini haram untuk ditaati karena ini pelanggaran syariat tetapi orang tua tetap dipergauli dengan baik, jangan diputus hubungan silaturrahim kepada keduanya, misalnya seorang anak menjauhi orang tuanya dan tidak mau lagi bersilaturrahim dengan keduanya lantaran ia dilarang ikut pengajian atau dilarang ke masjid. Ketika Asma bintu Abu Bakar datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wasallam meminta nasehat dengan berkata”Ya Rasulullah ibuku datang kepadaku dan ia butuh sesuatu apakah boleh saya menyambung silaturrahim dengan ibuku”, ibunya pada waktu itu non muslim, Rasulullah bersabda”Ya sambung silaturrahim dengan ibumu”, walaupun kita telah sebutkan durhaka kepada ibu maka juga berlaku terhadap durhaka kepada Imam Malik di datangi oleh seorang lelaki kemudian lelaki ini meminta pandangan dari Imam Malik dimana ayah dan ibunya sudah bercerai, orang ini berkata”Ayahku meminta aku untuk mendatanginya di Afrika tetapi ibuku melarangku untuk datang kepadanya”, Imam Malik berkata”Taatlah kepada bapakmu tetapi jangan durhaka kepada ibumu”, maksudnya adalah berusaha untuk mengambil sikap agar keduanya bisa ridho dan tidak ada yang marah kepadamu, misalkan dengan cara mengirim surat kepada bapak minta udzur atau minta maaf agar bisa ridho sambil mencari waktu yang lain atau sebaliknya minta izin kepada ibu bagaimana cara ia tidak merasa sakit hati dan seterusnya. Jadi walaupun kedua orang tua bercerai wajib bagi kita untuk berbakti kepada yang banyak terjadi dimana kita bisa melihat ada seorang lelaki memutuskan hubungan silaturrahim dengan orang tuanya disebabkan karena istrinya begitupula sebaliknya seorang istri memutuskan hubungan silaturrahim dengan orang tuanya disebakan karena suaminya, olehnya jangan sama sekali melakukan hal tersebut karena sebaik – baik istri adalah yang membantu suaminya untuk taat kepada orang tuanya dan sebaik – baik suami adalah yang membantu istrinya untuk taat kepada kedua orang tuanya. Adapunhadist yang pertama ialah hadist yang telah di-ijaza-kan kepada saya oleh Al 'Allamah syekh Muhammad Al-Khotib, berbangsa Syam kemudian Madinah bermadzhab Hambali. Beliau adalah Ibnu Usman bin Abbas bin Usman, dari gurunya bersambung sampai Abu Dzar Al-Ghiffariy RA, dari Rasulullah SAW, dalam hadist yang beliau riwayatkan dari Tuhannya Rasulullah SAW mengecam anak yang durhaka terhadap orang tua. Ilustrasi berbakti orang tua – Anak merupakan anuegerah sekaligus amanah yang dititipkan Allah SWT kepada orang tua. Namun, ada sejumlah anak yang terkadang melakukan dosa besar, yaitu dosa mendurhakai orang rua. Durhaka kepada orang tua adalah kebalikan dari berbakti kepada mereka. Dalam bukunya yang berjudul “Nasehat Rasulullah Saw untuk Anak”, Dr Hamid Ahmad Ath-Thahir, menjelaskan bahwa ada anak-anak bersikap ingkar terhadap kedua orang tuanya, tidak menaati keduanya, dan terkadang malah memaki keduanya, atau tangannya yang berdosa memukul keduanya, atua meninggalkan keduanya. Padahal, kedua orang tuanya sangat membutuhkannya. Karena itu, Nabi Muhammad SAW telah mengabarkan kepada umatnya tentang dosa besar ini. Rasulullah SAW bersabda عن أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ قُلْنَا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ ثلاثا الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ، Dari Abu Bakrah RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ““Apakah kalian ingin aku memberitahukan kalian tentang dosa yang paling besar? Para sahabat menjawab, “Berkenan wahai Rasulullah. Beliau mengatakan tiga kali, “yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda demikian إنَّ مِن أكبَرِ الكَبائِرِ أنْ يَلعَنَ الرجُلُ والِدَيه قالوا يا رسولَ اللهِ وكيفَ يَلعَنُ الرجُلُ أبَوَيه ؟ قال يَسُبُّ الرجُلُ الرجُلَ فيَسُبُّ أباه ويَسُبُّ الرجُلُ أُمَّه فيَسُبُّ أُمَّه “Termasuk dosa besar adalah makian seseorang terhadap kedua orang tuanya.” Para sahabat kemudian bertanya, “Bagaimana hal itu terjadi? Apakah mungkin seseorang memaki kedua orang tuanya?” Nabi menjawab, “ya, karena jika seseorang memaki ayah orang lain, maka orang lain itu akan balas mencaci ayahnya, bahkan juga ibunya.” Baca juga Ini Sanksi Jika Mal Langgar Protokol Kesehatan Selama PPKM BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini 4 Hadis Riwayat Anas bin Malik. Berbakti kepada orang tua menjadi sebab datangnya kebaikan-kebaikan seperti dilancarkannya rezeki yang berkah, diangkatnya musibah, dimudahkan setiap urusan, hilangnya masalah dan kesedihan serta dipanjangkan umurnya sebagaimana yang dijelaskan dalam dalil tentang berbakti kepada orang tua riwayat dari sahabat Anas bin Malik.
Jakarta - Islam memberikan penghargaan tertinggi pada guru. Melalui momen Hari Guru Nasional 2022 ini, alangkah baiknya bila muslim memahami ada hadits-hadits tentang guru yang pernah disabdakan oleh Rasulullah buku Konsep Pendidik Menurut KH. M. Hasyim Asy'ari dalam Kitab Al Adab Al-'Alim Wa Al-Muta'alim dan Relevansinya oleh Zulfaizah Fitri, bukti bahwa Islam menghargai guru terlihat dari kedudukannya yang setingkat di bawah nabi dan rasul. Sebab, guru berkaitan dengan ilmu dan Islam sangat menghargai ilmu seperti dijelaskan dalam surat Al Mujadilah ayat 11,يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ Artinya Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, "Berdirilah," kamu berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu dalil lain yang menunjukkan bahwa Islam menghargai ilmu pernah disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW. Beliau bersabda,مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِArtinya Barang siapa menginginkan kebaikan di dunia ini, hendaklah ia mencapainya dengan ilmu. Barang siapa menginginkan kebaikan di akhirat, maka ia harus mencapainya dengan ilmu. Dan barang siapa menginginkan keduanya, hendaklah mencari ilmu HR Thabrani.Adapun deretan hadits tentang guru yang pernah disabdakan Rasulullah SAW berhasil dihimpun dari Latifatul Umamah dalam buku Samudra Hikmah Ali Bin Abi Thalib, Habib Syarief Muhammad Alaydrus dalam buku Agar Hidup Selalu Berkah, dan situs Pondok Pesantren Bahrul Hadits Pertamaكُوْنـُـوْا رَبَّانِيِّـْينَ حُلَمَاءَ فُقَهَاءَ عُلَمَاءَ وَيُقَالُ اَلرَّبَّانِيُّ الَّذِى يُــرَبِــّى النَّاسَ بِصِغَارِ اْلعِلْمِ قَبْلَ كِبَارِهِArtinya Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fiqih, dan ulama. Disebut pendidik apabila seseorang mendidik manusia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak HR Bukhari.2. Hadits Kedua كُلٌّ عَلَى خَيْرٍ هَؤُلَاءِ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ وَيَدْعُونَ اللَّهَ فَإِنْ شَاءَ أَعْطَاهُمْ وَإِنْ شَاءَ مَنَعَهُمْ وَهَؤُلَاءِ يَتَعَلَّمُونَ وَإِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا فَجَلَسَ مَعَهُمْArtinya Mereka semua berada dalam kebaikan. Kelompok pertama membaca Al-Qur'an dan berdoa kepada Allah, jika Allah berkehendak Dia akan memberi apa yang diminta mereka. Sementara kelompok yang kedua belajar mengajar, dan sesungguhnya aku diutus untuk menjadi guru HR Ibnu Majah.3. Hadits Ketigaوقال النبي صلى الله عليه وسلم من أكرم عالما فقد أكرمني، ومن أكرمني فقد أكرم الله، ومن أكرم الله فمأواه الجنةArtinya Barang siapa memuliakan orang alim guru maka ia memuliakan aku. Dan barang siapa memuliakan aku maka ia memuliakan Allah. Dan barang siapa memuliakan Allah maka tempat kembalinya adalah surga Kitab Lubabul Hadits.4. Hadits Keempatوقال صلى الله عليه وسلم من نظر إلى وجه العالم نظرة ففرح بها خلق الله تعالى من تلك النظرة ملكا يستغفر له إلى يوم القيامةArtinya Barang siapa memandang wajah orang alim guru dengan satu pandangan lalu ia merasa senang dengannya maka Allah Ta'ala menciptakan malaikat dari pandangan itu dan memohonkan ampun kepadanya sampai hari kiamat Kitab Lubabul Hadits.5. Hadits Kelimaرواه الخطيب البغدادي عن جابر .أكْرِمُوا العُلَمَاءَ فإنَّهُمْ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، فَمَنْ أكرَمَهُمْ فَقَدْ أَكْرَمَ الله وَرَسُولَهُ وقال صلى الله عليه وسلمArtinya Hendaklah kamu semua memuliakan para ulama karena mereka itu adalah pewaris para nabi. Maka, siapa memuliakan mereka, berarti memuliakan Allah dan rasulNya HR Al Khatib Al Baghdadi dari Jabir ra., Kitab Tanqihul Qaul.Itulah deretan hadist tentang guru yang disabdakan Rasulullah SAW. Selamat memperingati Hari Guru Nasional 2022, detikers! Simak Video "Oknum Guru Olahraga Cabuli 12 Siswa, Modus Beri Hukuman" [GambasVideo 20detik] rah/lus
Selainitu siswa ditanamkan untuk belajar bersosial, memiliki sifat empati kepada orang lain salah satunya dengan bershodaqoh, jadi aspek kognitif psikomotorik dan afektif menjadi salah satu keberhasilan belajar mata pelajaran Fiqih agar peserta didik berhasil belajar secara kompleks. S.Pd.I selaku guru mata pelajaran Fiqih dan Hadits di MI
Kali ini akan dibahas kumpulan hadits tentang berbakti kepada orang tua Ibu dan Ayah dalam bahasa arab dan artinya. Sebagai seorang muslim, penting kiranya untuk memahami bagaimana sikap dan cara kita berinterakti dengan kedua orang tua kita. Orang tua adalah ibu dan bapak yang telah merawat dan menjaga kita dari kecil hingga dewasa. Orang tua senantiasa mencurahkan kasih sayangnya dan pengorbanan mereka tiada terkira dan bahkan tak dapat tergantikan. Ibu kitalah yang mengandung kita selama 9 bulan lamanya. Ayah kita bekerja mencai nafkah untuk kita saat masih kecil. karena itu lah sudah sepatutnya kita sebagai seorang anak untuk menyayangi dan mengasihi kedua orang tua. Islam sendiri mewajibkan kita sebagai anak untuk taat dan berbakti kepada ibu dan bapak kita. Apapun yang mereka perintahkan kepada kita selama bukan kemasiatan, maka haruslah kita taat dan patuh. Taat pada orang tua akan membawa kita ke dalam syurga. Namun sebaliknya, siapapun anak yang berani kurang ajar dan durhakan kepada kedua orang tuanya, maka ia diancam dengan neraka jahannam. Hal ini dikarenakan durhaka kepada orang tua termasuk dosa besar dan akan mendapatkan murka dari ALLAH SWT. Dalil perihal berbakti dan durhaka kepada kedua orang tua ini banyak dijelaskan dalam ayat ayat suci Al-Quran dan hadist hadits Rasulullah SAW. Banyak sekali hadits tentang orang tua dimana isinya menjelaskan bagaimana kita harus berbakti kepada orng tua dan dilarang untuk membangkang dan durhaka kepadanya. Disebutkan pula ganjaran bagi anak yang berbakti dan ancaman bagi anak yang durhaka. Berbakti dan berbuat baik kepada orang tua bisa dengan cara menyayangi mereka, menghormati, mendoakan dan berbuat baik kepadanya. Maka dari itulah, bagi yang ingin menjadi anak yang birrul walidain, yaitu anak yang berbakti pada orang tuanya, maka hendaknya melihat apa yang sudah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW di dalam hadist hadits berbakti kepada orang tua. Dan langsung saja, untuk lebih jelasnya mengenai kewajiban berbakti kepada orang tua, simak berikut ini daftar kumpulan hadits tentang berbakti kepada orang tua lengkap dalam bahasa arab dan arti/terjemahan Indonesianya. Hadits Tentang Berbakti Kepada Kedua Orang Tua عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ . Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau menjawab “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab “Kemudian ayahmu.” HR. Bukhari dan Muslim Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, mengatakan سَأَلْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا » . قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ » .قَالَ ثُمَّ أَىّ قَالَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قَالَ حَدَّثَنِى بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِى “Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah azza wa jalla?’ Beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Shalat pada waktunya’. Lalu aku bertanya, Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.’ Lalu aku mengatakan, Kemudian apa lagi?’ Lalu beliau shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, Berjihad di jalan Allah’.” Lalu Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberitahukan hal-hal tadi kepadaku. Seandainya aku bertanya lagi, pasti beliau akan menambahkan jawabannya.” HR. Bukhari dan Muslim قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ؟ ثَلاَثًا، قَالُوْا بَلىَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ الإِشْرَاكُ بِاللهِ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا أَلاَ وَقَوْلُ الزُّوْرُ مَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتىَّ قُلْتُ لَيْتَهُ سَكَتَ “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau kuberitahu mengenai dosa yang paling besar?” Para sahabat menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau lalu bersabda, “Dosa terbesar adalah mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Beliau mengucapkan hal itu sambil duduk bertelekan [pada tangannya]. Tiba-tiba beliau menegakkan duduknya dan berkata, “Dan juga ucapan sumpah palsu.” Beliau mengulang-ulang perkataan itu sampai saya berkata dalam hati, “Duhai, seandainya beliau diam.” HR. Bukhari dan Muslim ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ وَلَدِهِمَا “Ada tiga jenis doa yang mustajab terkabul, tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya.” HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ “Siapa yang suka untuk dipanjangkan umur dan ditambahkan rizki, maka berbaktilah pada orang tua dan sambunglah tali silaturahmi dengan kerabat.” HR. Ahmad عَنْ عَبْدُ الله بن عَمْرٍو رضي الله عنهما قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم رِضَى اللهُ فى رِضَى الوَالِدَيْنِ و سَخَطُ الله فى سَخَطُ الوَالِدَيْنِ اخرجه الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم "Dari Abdullah bin Amrin bin Ash ia berkata, Nabi SAW telah bersabda “ Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua”. HR. Tirmidzi حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ سُفْيَانَ وَشُعْبَةَ قَالَا حَدَّثَنَا حَبِيبٌ قَالَ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ حَبِيبٍ عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُجَاهِدُ قَالَ لَكَ أَبَوَانِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] dan [Syu'bah] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Habib] dia berkata. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Habib] dari [Abu Al 'Abbas] dari [Abdullah bin 'Amru] dia berkata; seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Saya hendak ikut berjihad." Beliau lalu bersabda "Apakah kamu masih memiliki kedua orang tua?" dia menjawab; "Ya, masih." Beliau bersabda "Kepada keduanya lah kamu berjihad." إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ “Sesungguhnya kebajikan terbaik adalah perbuatan seorang yang menyambung hubungan dengan kolega ayahnya.” HR. Muslim Ada sebuah kisah, yaitu seseorang dari Bani Salamah mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Ia bertanya يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ نَعَمْ الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا “Wahai Rasulullah, apakah masih ada cara berbakti kepada kedua orang tuaku setelah keduanya meninggal?” Beliau menjawab,”Ya, dengan mendoakannya, memintakan ampun untuknya, melaksanakan janjinya wasiat, menyambung silaturahmi yang tidak bisa disambung kecuali melalui jalan mereka berdua, dan memuliakan teman-temannya”. [HR Abu Dawud]. جَاءَرَجُلٌ الِرَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَأْذِنُهُ فِى وَالِدَاكَ؟ قَالَنَعَمْ،قَالَ فَفِيْهِمَافَجَاهِدْ رواه مسلم Artinya “Seseorang laki-laki datang kepada Nabi SAW minta izin hendak ikut jihad berperang. Tanya Nabi SAW kepadanya, Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Jawab orang itu, Masih! Sabda beliau, Berbakti kepada keduanya adalah jihad.” HR. Muslim اَقْبَلَ رَجُلٌ اِلَى نَبِيِّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ اُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِوَالْجِهَادِاَبْتَغِى الْاَجْرَمِنَ اللهِ قَالَ فَهَلْ مِنْ وَالِدَيْكَ اَحَدٌحَيٌّ؟ قَالَ نَعَمْ بَلْ كِلَاهُمَا،قَالَ فَتَبْتَغِى الْاَجْرَمِنَ اللهِ؟ قَالَ نَعَمْ، قَالَ فَارْجِعْ اِلَى وَالِدَيْكَ فَاَحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا. رواه البخارى Artinya”Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW, lalu dia berkata Aku bai’at berjanji setia dengan Anda akan ikut hijrah dan jihad, karena aku menginginkan pahala dari Allah. Tanya Nabi SAW, Apakah orang tuamu masih hidup? Jawab orang itu, Bahkan keduanya masih hidup. Yanya Nabi SAW, Apakah kamu mengharapkan pahala dari Allah? Jawabnya, Ya! Sabda Nabi SAW, Pulanglah kamu kepada kedua orang tuamu, lalu berbaktilah pada keduanya sebaik-baiknya!” HR. Bukhari عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَغِمَ اَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ اَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ اَنْفُ قِيْلَ مَنْ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ مَنْ اَدْرَكَ اَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِاَحَدُهُمَااَوْكِلَيْهِمَافَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ رواه مسلم Artinya “Dari Nabi SAW sabdanya Dia celaka! Dia celaka! Dia celaka! Lalu beliau ditanya orang, Siapakah yang celaka, ya Rasulullah? Jawab Nabi SAW, Siapa yang mendapati kedua orang tuanya dalam usia lanjut, atau salah satu dari keduanya, tetapi dia tidak berusaha masuk surga dengan merawat orang tuanya sebaik-baiknya.” HR. Muslim عن عبد الله بن عمر ورضى الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ان من اكبر الكبا ئر ان يلعن الر جل والديه . قيل رسول كيف يلعن لر جل والديه ؟ قا ل يسب الرجل ابا لرجل فيسب أبا لرجل فيسب أبا ه و يسب أخر جه امام بخاري Artinya “ dari Abdullah bin amr bin al-ash ia berkata, Rasulullah Saw telah bersabda “ diantara dosa-dosa besar yaitu seseorang memaki kedua orang tuanya. “ para sahabat bertanya “ Wahai Rasulullah, apakah ada seseorang yang memaki kedua orang tuanya?” Beliau menjawab “ Ya, apabila seseorang memaki ayah orang lain, kemudian orang itu membalas memaki ayahnya kemudian ia memaki ibu orang lain, dan orang itu memaki ibunya. Bukhari مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ مِنَ الْبَغِى وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ ”Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia ini - berikut dosa yang disimpan untuknya di akhirat - daripada perbuatan melampaui batas kezhaliman dan memutus silaturahmi dengan orang tua dan kerabat.” HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Tirmidzi أَطِعْ أَبَاكَ مَا دَامَ حَيًّا وَلاَ تَعْصِهِ “Taatilah ayahmu selama dia hidup dan selama tidak diperintahkan untuk bermaksiat.” HR. Ahmad عن المغيرة بن شعبة قال النبي صلى الله عليه وسلم ان الله حرم عليكم عقوق الامهات ووأد البنات ومنع وهات وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال واضاعة المال اخرجه البخاري "Dari Al-Mughirah bin Syu’ban ia berkata, Nabi Saw telah bersabda “Sungguh Allah ta’ala mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya dan mengubur hidup-hidup anak perempuan. Allah juga membenci orang yang banyak bicara, banyak pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.” Demikianlah kumpulan hadits tentang berbakti kepada orang tua lengkap bahasa arab dan artinya. Semoga semua hadits tentang orang tua diatas bisa bermanfaat dan menjadikan kita sebagai anak yang selalu melaksanakan kewajiban kepada ayah dan ibu kita dengan cara taat dan berbakti kepadanya. Wallahu a'lam.
.