Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa adanya manusia lain. Manusia saling membutuhkan satu dengan lainnya untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan rohani, jasmani dan sebagainya. Manusia membutuhkan lingkungan dan juga orang- orang yang berada di sekitarnya. Manusia satu dengan lainnya saling melakukan kontak sosial, hubungan dan juga berinteraksi satu sama lain. Interaksi sosial yang dilakukan oleh manusia terjadi setiap hari. Apabila dalam satu hari saja tidak melakukan interaksi maka kehidupan akan terasa sepi. Namun perlu untuk diketahui bahwa interaksi manusia ini ada berbagai macam jenis. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai interaksi sosial dan juga faktor- faktor yang Interaksi SosialInteraksi sosial merupakan kegiatan yang setiap hari dilakukan oleh manusia. Yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah kontak yang dilakukan oleh manusia dengan manusia yang lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung, baik melalui media maupun tidak. Contoh interaksi sosial adalah ketika kita mengobrol maupun sekedar bertelfonan. Chatting juga termasuk salah satu contoh interaksi kehidupan sehari- hari, interaksi sosial diperngaruhi oleh berbagai macam faktor baik langsung maupun tidak langsung. Faktor- faktor yang mempengaruhi interaksi sosial terbagi dalam berbagai macam bentuk. Faktor- faktor ini bisa berwujud keinginan, kekaguman, dan juga perilaku meniru. Supaya lebih jelas mengena faktor- faktor yang mempengaruhi interkasi sosila, berikut ini merupakan yang mempengaruhi interaksi sosial yang pertama adalah imitasi. Dalam kehidupan sehari- hari, kita mengenal imitasi sebagai sebuah tiruan atau peniruan. Istilah imitasi sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu imitation. Imitasi merupakan salah satu proses yang penting dalam interaksi sosial. Imitasi merupakan suatu kegiatan dalam meniru seseorang yang disukai atau mejadi idolanya baik tampilan fisik maupun tingkah lakunya. Proses imitasi ini seseorang bisa meniru dari cara berpakaian, gaya rambut, cara berbicara, cara bertingkah laku dan lainnya yang menarik perhatian. Dalam kenyataannya imitasi ini memiliki pengaruh yang baik, namun bisa juga memberikan pengaruh yang buruk. Imitasi bisa memberikan dampak yang baik apabila bisa mempertahankan kebudayaan, tradisi dan juga norma- nomra yang baik di masyarakat. Namun imitasi bisa dikatakan berdampak buruk apabila bisa membawa seseorang melakukan hal hal yang melanggar norma, baik norma sosial maupun norma selanjutnya adalah sugesti. Sugesti yang kita kenal sebagai tindakan mempengaruhi orang lain. Sugesti merupakan pandangan atau sikap seseorang yang kemudian diterima dan juga diikuti oleh orang lain. Sugesti ini biasanya dibawa oleh pihak- pihak yang memiliki pengaruh terhadap orang lain, yang berwibawa dan dihormati, misalnya dokter maupun pejabat. Berlangsungnya sugesti ini hanya pada waktu tertentu saja. Sugesti ini biasanya berlangsung ketika pihak penerima sugesti mengalami kekalutan atau pikirannya sedang tidak stabil sehingga daya pikirannya terhambat oleh emosi. Berlangsungnya sugesti juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sebagai berikutKeadaan pikiran yang sedang terpecah belah. Hal ini akan membuat orang mudah bingung atau bimbang sehingga mudah terkena berpikir seseorang yang terhambat dalam proses sugesti sehingga orang ini cenderung mudah menerima pengaruh dari orang lain tanpa berfikir panjang terlebih mayoritas. Proses sugesti akan lebih mudah apabila pendapat tersebut telah diterima oleh sebagian besar anggota Otoritas. Proses sugesti akan lebih mudah terjadi apabila pihak pemberi sugesti memiliki keahlian atau otoritas di itulah beberapa faktor yang mempengaruhi sugesti. Dari beberapa faktor tersebut bisa disimpulkan bahwa sugesti akan lebih mudah terjadi pada pikiran yang tidak selanjutnya yang mempengaruhi interkasi sosial adalah simpati. Simpati merupakan sikap tertarik pada pihak lain. Proses simpati ini dapat berkembang apabila ada sikap saling pengertian diantara pihak- pihak yang bersangkutan. Simpati ini disampaikan pada saat- saat tertentu, bisa ketika suasana gembira bisa juga ketika suasana sedih. Sebagai contoh ketika seseorang sedang terkena musibah maka perasaan simpati bisa berubah menjadi rasa sayang. Simpati ini juga bisa menimbulkan ketertarikan kepada pihak lain yang nantinya bisa menimbulkan ikatan yang lebih kuat dan hubungan baru yang lebih kuat yang mempengaruhi interaksi sosial yang selanjutnya adalah identifikasi. Identifikasi adalah proses meniru pihak lain, seperti imitasi. Perbedaan identifikasi dengan imitasi adalah bahwa identifikasi ini lebih mendalam daripada imitasi. Identifikasi adalah peniruan hingga pada tingkah laku dan juga cara berfikir seseorang agar sama persis dengan idolanya. Dalam proses identifikasi ini maka turut membentuk kepribadian seseorang. Identifikasi bisa terjadi karena disengaja maupun tanpa sengaja. Seseorang seolah- olah menjadi pihak lain atau sama identik dengan idolanya. Meskipun terkesan meniru dan tidak memiliki cara berfikir sendiri, namun proses identifikasi ini pada akhirnya bisa membantu membentuk kepribadian seseorang, tentunya berlangsung tidak cepat dan melalui beberapa tahapan terlebih selanjutnya yang mempengaruhi interaksi sosial adalah empati. Empati merupakan faktor yang begitu mendalam. Empati adalah perasaan yang menempatkan diri kita seolah- olah berada di posisi seseorang atau kelompok tertentu yang sedang mengalami suatu perasaan tertentu. Pengertian dari empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasikan dirinya dalam suatu keadaan perasaan ataupun pikiran yang sama persis dengan orang atau kelompok lain. Perasaan yang dirasakan dalam sikap empati ini begitu mendalam. Sebagai contoh adalah ketika kita mendapati korban kecelakaan ataupun kebakaran, maka orang- orang yang menjadi korban pasti akan merasakan kesedihan yang begitu dalam. Nah, perasaan empati disini adalah kita ikut merasakan keadaan tersebut dengan seolah- olah kita menempatkan diri menjadi para korban tersebut. Dengan demikian kita akan memiliki sudut pandang yang sama dan perasaan yang sama seperti para korban. Hal ini yang akan membawa kita ke dalam perasaan yang mendalam dan kita akan lebih memahami perasaan dari pihak- pihak yang memiliki masalah. Empati biasanya berlaku pada hal- hal yang bersifat merupakan faktor selanjutnya yang mempengaruhi interaksi sosial. Motivasi sering juga sebut sebagai semangat atau dorongan. Ya memang benar. Motivasi merupakan dorongan atau semangat yang diberikan kepada individu ke individu atau kelompok ke kelompok, maupun antara individu dengan kelompok. Tujuan motivasi adalah agar supaya orang yang diberikan motivasi menurut pada orang yang memberikan motivasi untuk melakukan apa yang dimotivasikan. Sebagai contoh adalah seorang ayah yang memberikan motivasi kepada anaknya supaya rajin belajar agar nantinya menjadi juara kelas. Nah hal ini merupakan contoh motivasi antara individu dengan individu. Selain itu motivasi juga bisa diberikan kepada individu pada kelompok, kelompok pada individu atau kelompok pada kelompok. Motivasi ini biasanya bersifat positif atau berlaku pada hal- hal yang kepada orang lainFaktor tambahan yang mempengaruhi interaksi sosial adalah sikap kepada orang lain. Sikap positif kepada orang lain akan sangat berpengaruh terhadap sikap orang lain kepada kita. Jdi apabila kita bersikap baik, maka respon yang akan kita dapatkan juga baik. Sebaliknya apabila kita bersikap buruk maka sikap orang kepada kita juga buruk. Semua ini merupakan kekuatan timbal informasi yang bisa kami sampaikan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi interaksi sosial. Faktor- faktor tersebut bisa terjadi pada diri seorang individu. Semoga informasi yang kami berikan bermanfaat untuk semuanya.
- Faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat terdiri dari 4 macam, mulai dari perbedaan individual hingga perubahan sosial yang terlalu sosial adalah proses untuk mendapatkan kekuasaan dalam masyarakat. Konflik sosial terjadi ketika ada individual atau kelompok yang saling bertentangan dalam interaksi. Faktor penyebab konflik sosial meliputi perbedaan perorangan, kebudayaan, kepentingan, dan perubahan sosial yang terlalu gejala sosial, konflik merupakan hal yang wajar terjadi dalam setiap masyarakat. Ini terjadi karena setiap individual atau kelompok memiliki keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan, kekuasaan, prestise, atau dukungan sosial. Namun, tiap individual atau kelompok itu memiliki persamaan sekaligus perbedaan dengan individual atau kelompok lain dalam masyarakat. Persamaan dan perbedaan itulah yang dalam tataran tertentu, ketika dihadap-hadapkan, dapat menimbulkan individual atau kelompok punya keinginan yang sama dengan individual/kelompok lain, sedangkan di sisi lain keinginan tersebut adalah sumber daya yang langka, lahirlah kompetisi. Ketika individual atau kelompok punya keinginan berbeda dengan individual/kelompok lain, maka lahirlah perselisihan. Pengertian Konflik Sosial Soerjono Soekanto mendefinisikan konflik sebagai proses sosial oleh individual atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan, disertai dengan ancaman dan/atau Lawang menyebut konflik sosial sebagai perjuangan untuk memperoleh nilai, status, dan kekuasaan dengan tujuan memperoleh keuntungan sekaligus menundukkan A. Coser berpendapat bahwa konflik adalah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang sifatnya langka dengan maksud menetralkan, mencederai atau melenyapkan sifatnya, bentuk konflik sosial dapat dibedakan menjadi konflik destruktif dan destruktif dipahami muncul karena adanya perasaan tidak senang, benci, atau dendam oleh seseorang atau kelompok terhadap pihak lain. Dalam konflik destruktif, yang terjadi adalah bentrokan konflik konstruktif muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok yang ada dalam masyarakat ketika menghadapi masalah. Dari konflik ini, lahir konsensus yang menghasilkan itu, Lewis A. Coser membedakan konflik jadi dua bentuk, yaitu konflik realistis dan konflik realistis berasal dari kekecewaan indvidual/kelompok atas tuntutan dan perkiraan kentungan yang terjadi dalam hubungan sisi lain, konflik non-realistis tidak berasal dari tujuan-tujuan saingan yang antagonistis bertentangan, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketengangan, setidaknya dari salah satu pihak yang praktiknya, dalam sebuah situasi, bisa saja terjadi percampuran elemen konflik realistis dengan menurut Max Weber, konflik muncul dari keberadaan stratifikasi sosial dalam masyakat. Setiap stratifikasi tersebut merupakan posisi yang pantas diperjuangkan manusia dan kelompoknya. Hubungan sosial yang menjadi usaha untuk mendapatkan posisi tinggi di dalam masyarakat. Dalam teori konfliknya, Weber mengemukakan bahwa kekuasaan memiliki arti penting untuk setiap tipe hubungan sosial. Kekuasaan menjadi penggerak dinamika sosial yang menempatkan individu atau kelompok dapat dimobilisasi atau memobilisasi. Akibat dari kekuasaan dan kepentingannya, secara bersamaan dapat memunculkan konflik. Konflik sosial ini umumnya terjadi kombinasi pentingan dari setiap struktur sosial yang memunculkan dinamika Marx sering kali menjadi tokoh utama dalam berbagai pembahasan terkait teori konflik sosial. Karl Marx memandang teori konflik sebagai suatu bentuk pertentangan kelas. Dari sudut pandang itu, ia memperkenalkan konsep struktur kelas di masyarakat. Teori Marx melihat masyarakat sebagai arena ketimpangan inequality yang dapat memicu konflik dan perubahan sosial. Marx menilai konflik di masyarakat berkaitan dengan adanya kelompok yang berkuasa dan dikuasai. Di teori Marx, konflik kelas dipicu oleh pertentangan kepentingan ekonomi. Selain itu, setidaknya ada 4 konsep dasar dalam teori ini Struktur kelas di masyarakat; Kepentingan ekonomi yang saling bertentangan di antara kelas yang berbeda; Adanya pengaruh besar dilihat dari kelas ekonomi terhadap gaya hidup seseorang; Adanya pengaruh dari konflik kelas terhadap perubahan struktur sosial. Faktor Penyebab Konflik Sosial Berdasarkan laman Rumah Belajar Kemdikbud, terdapat setidaknya 4 faktor penyebab konflik sosial yaitu perbedaan antar-individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial yang terlalu Perbedaan IndividualSetiap manusia adalah individu unik karena tidak pernah ada kesamaan mutlak antara seseorang dengan orang terjadi interaksi antarindividu, terjadilah perbedaan perasaan, pendapat, tujuan, dan keinginan yang menimbulkan konflik sosial. Setiap pihak yang berkonflik akan berusaha melenyapkan lawannya, baik secara simbolik maupun tidak untuk dapat memenangkan contoh adalah pesta musik yang dilakukan pada malam hari di sebuah kampung. Sebagian individu akan terhibur dengan pesta musik tersebut. Namun, anggota masyarakat lain, yang mungkin memiliki bayi kecil atau yang hanya punya waktu istirahat pada malam hari, bisa saja berpendapat Perbedaan Kebudayaan Latar belakang budaya yang berbeda dapat memengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku individual dalam sebuah kelompok. Bahkan, dalam kelompok yang sama, tidak tertutup kemungkinan adanya perbedaan kebudayaan, karena budaya lingkungan keluarga yang membesarkan setiap individu yang dipakai oleh sebuah kelompok tidak akan sama dengan yang lain. Perbedaan ini dapat menimbulkan sikap etnosentrisme, sikap bahwa kelompok sendiri adalah yang paling baik, biasanya disertai dengan meremehkan kelompok lain. Dari hal ini bisa muncul konflik sosial dengan dasar perbedaan contoh, dalam sebuah perumahan, terdapat kelompok yang berasal dari desa dan dari kota. Kelompok yang berasal dari desa ingin mengadakan sistem ronda, dengan latar belakang budaya mereka selama ini. Namun, kelompok yang dari kota menolak hal tersebut karena menganggap sudah ada Perbedaan KepentinganKonflik sosial yang terjadi karena perbedaan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, budaya, dan sebagainya. Pada dasarnya, setiap individual/kelompok memiliki kepentingan berbeda terhadap sesuatu. Jika kepentingan ini dibenturkan, maka yang terjadi adalah "pertarungan" untuk menentukan kepentingan yang lebih Perubahan Sosial yang Terlalu CepatPerubahan sosial yang terjadi secara cepat dan mendadak akan menciptakan keguncangan proses sosial didalam masyarakat. Faktor ketidaksiapan dan keterkejutan masyarakat jadi penting. Perubahan itu dapat berpengaruh pada bergantinya sistem nilai yang berlaku. Hal ini terjadi karena setiap individual/kelompok memiliki cara berbeda dalam menanggapi perubahan sosial tersebut. Ada yang cepat beradaptasi, ada yang menolak, dan sebagainya. Ada individu/kelompok yang awalnya mendapatkan keuntungan atas sistem nilai terdahulu, kemudian setelah terjadi perubahan sosial, justru dirugikan. Sebaliknya, ada pula individu/kelompok yang awalnya dirugikan, kemudian diuntungkan. Perbedaan cara pandang atas perubahan sosial inilah yang dapat menimbulkan konflik sosial. - Sosial Budaya Kontributor Olivia Dona PutriPenulis Olivia Dona PutriEditor Fitra FirdausPenyelaras Ibnu Azis
Halyang tidak bisa menyebabkan perubahan individu dalam interaksi adalah - 45132974 AuliaNvti11 AuliaNvti11 2 minggu yang lalu IPS Sekolah Menengah Pertama terjawab Hal yang tidak bisa menyebabkan perubahan individu dalam interaksi adalah a. bau asap rokok b. suara sepatu orang berjalan Perhatikan beberapa hal berikut!1) Mengunjungi